Skripsi
Perbandingan intensitas autofluorensi antara jaringan kulit normal dan karsinoma sel skuamosa menggunakan spektrofotometer dengan metode multieksitasi dan multiemisi. = Comparison of Auto-Fluorescence Intensity between Normal Skin Tissue and Squamous Cell Carcinoma Using Spectrophotometer with Multi-Excitation and Multi-Emission Methods.
Dewasa ini, prinsip autofluorosensi jaringan mulai diaplikasikan dalam mendeteksi proses keganasan. Spektrofotometer diharapkan menjadi alat diagnostik kanker yang sederhana dan terjangkau. Penelitian ini bertujuan menguji spektrofotometer sederhana buatan Departemen Fisika Kedokteran FKUI dalam membedakan intensitas autofluorosensi jaringan kulit normal dan karsinoma sel skuamosa dengan metode multieksitasi dan multiemisi. Digunakan sumber sinar UV, LED biru, dan infra merah untuk mengeksitasi 20 spesimen blok paraffin kulit normal dan KSS. Emisi autofluoresensi ditangkap dengan photo diode dan LDR dengan empat filter, merah, kuning, hijau, dan biru. Dari tujuh kombinasi sumber sinar-filter, empat pasang menunjukkan perbedaan intensitas autofluoresensi antara kulit normal dan KSS yang bermakna, yakni UV-filter biru (p < 0,001), biru-filter merah (p = 0,005), biru-filter kuning (p = 0,004), dan biru-filter hijau (p < 0,001). Perbedaan diduga akibat perubahan komposisi fluorofor endogen NADH, NADPH, FAD, flavin, fosfolipid, dan porfirin. Dengan demikian prinsip autofluorosensi berpotensi dikembangkan sebagai alat diagnostik kanker di masa yang akan datang.
Kata kunci: autofluorosensi, spektrofotometer, karsinoma sel skuamosa kulit, multieksitasi, multiemisi.
Nowadays, auto-fluorescence principle began to be used in detecting malignancy process. Spectrophotometer expected to be simple and less expensive method to diagnose cancer. This research aim to test simple spectrophotometer made by Department Medical Physics Faculty of Medicine University of Indonesia in differentiating auto-fluorescence intensity between skin normal tissue and skin squamous cell carcinoma (SCC) using multi-excitation and multi-emission methods. We used UV, blue LED, and infrared as light sources to excitation 20 paraffin block specimens of normal skin tissue and SCC. Auto-fluorescence emissions measured by photo diode and LDR with four filters, red, yellow, green, and blue filter. From seven pairs combination of light source-filter, four pairs showed auto-fluorescence intensity difference that statistically significant, UV-blue filter (p < 0,001), blue-red filter (p = 0,005), blue-yellow filter (p = 0,004), and blue-green filter (p < 0,001). The differences might be because of endogenous fluorophor composition changes in malignancy process, such as NADH, NADPH, FAD, flavins, phospholipids, and porphyrins. In conclusion, auto-fluorescence principle has potency to be developed as cancer diagnostic method in the future.
Keywords: auto-fluorescence, spectrophotometer, skin squamous cell carcinoma, multi- excitation, multi-emission.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2010
- Pengarang
-
Setiady Permana Hardjo - Nama Orang
Muchtaruddin Mansyur - Nama Orang
Aryo Tedjo - Nama Orang - No. Panggil
-
S10082fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2010
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 61 lembar; il., 30 cm; lamp. 2
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S10082fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S10082fk | S10082fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi