Skripsi

Pola Sensitivitas Bakteri yang Diisolasi dari Sputum Terhadap Sefalosporin Generasi Ketiga di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI Tahun 2008-2009.

Meningkatnya resistensi mikroba terhadap antibiotik telah menjadi masalah di seluruh dunia. Infeksi saluran pernafasan bawah sebagai penyakit yang sering dijumpai di praktik sehari-hari juga memerlukan terapi dengan antibiotik. Terapi ini dapat dilakukan secara empiris berdasarkan profil kuman dan pola resistensi setempat, maupun definitif setelah dilakukan identifikasi kuman dan uji sensitivitas. Penelitian ini dilakukan di LMK-FKUI, menggunakan data sekunder dari hasil identifikasi dan uji sensitivitas patogen pada seluruh isolat sputum yang dikirim ke LMK-FKUI pada tahun 2008 dan 2009. Analisis data dilakukan dengan program WHONET 5.5. Pada tahun 2008 dan 2009 didapatkan masing-masing 217 dan 147 isolat bakteri dari sputum. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada spesimen sputum pada kedua tahun adalah kelompok bakteri Gram negatif, terutama Klebsiella pneumoniae ss. pneumoniae. Ditemukan angka sensitivitas yang rendah terhadap sefalosporin generasi ketiga yang diuji (seftazidim, seftriakson, sefoperazon, dan sefoperazon-sulbaktam). Di antara keempat obat tersebut, bakteri Gram negatif paling sensitif terhadap sefoperazon- sulbaktam (59,36%). Dari tahun 2008 ke 2009 terdapat penurunan persen sensitivitas bakteri Gram positif dan Gram negatif terhadap sefalosporin generasi ketiga. Pada tahun 2009 ditemukan 23 bakteri penghasil extended-spectrum β-lactamase yang masih sensitif terhadap antibiotik pilihannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa sensitivitas bakteri terhadap sefalosporin generasi ketiga rendah kecuali sefoperazon sulbaktam. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi klinisi dalam pemilihan antibiotik untuk kasus infeksi saluran pernafasan bawah.
Kata kunci : Infeksi saluran pernafasan bawah, sputum, uji sensitivitas, sefalosporin generasi ketiga, bakteri penghasil extended-spectrum β-lactamase.



The continuously increasing resistance towards antibiotics has been a problem in the whole world. Lower respiratory tract infections as one of the common diseases in daily practice, also requires antibiotics for therapy. This therapy is divided to empiric therapy based on the local bacterial and resistance profile, or definitive therapy after bacteria identification and sensitivity testing. This research was conducted in CML- FMUI, using secondary data consisting of identification of pathogen in sputum year 2008 and 2009 and its sensitivity testing. Data analysis was done using WHONET 5.5. In 2008 and 2009 there was a total of 217 and 147 isolate. The bacteria most commonly found in sputum in both years are Gram negative bacteria, mostly Klebsiella pneumoniae ss. pneumoniae. A low sensitivity rate was found towards the tested third generation cephalosporins (ceftazidime, ceftriaxone, cefoperazone, and cefoperazone- sulbactam). Of the four antibiotics, the Gram negative bacteria was most sensitive to cefoperazone-sulbactam with a sensitivity rate 59,36%. There was a decreasing sensitivity towards the tested drugs from 2008 to 2009. In 2009, 23 extended-spectrum β-lactamase producing bacteria were identified, and were still sensitive towards the drugs of choice. In conclusion, this research showed the sensitivity of bacteria towards third generation cephalosporins are low, except for cefoperazone-sulbactam. We hope that the results may become a reference for clinicians when managing lower respiratory tract infections.
Keywords: Lower respiratory tract infections, sputum, sensitivity testing, third generation cephalosporins, extended-spectrum β-lactamase producing bacteria.