Tesis

Respon Terapi Hormonal dan Timbulnya Mekanisme Resistensi terhadap Pemberian Tamoxifen pada Pasien Kanker Payudara = Hormonal Therapy Response and the Resistancy Mechanism of Tamoxifen Therapy in Breast Cancer Patients

LATAR BELAKANG
Di Indonesia, kanker payudara telah menjadi peringkat pertama dalam urutan
kanker tertinggi yang diderita perempuan dan terapi hormonal masih merupakan
pilihan terapi yang banyak digunakan pada penderita kanker payudara, termasuk
pada kasus lanjut. Telah ditemukan GPR30, yang turut mengikat estrogen, dan
hasil akhir dari kaskade yang diinisasi dari GPR30 ini adalah adanya proliferasi
atau pertumbuhan sel, survival dari sel (anti-apoptosis), serta migrasi atau
metastasis. Perilaku Tamoxifen juga disinyalir berbeda pada ER (estrogen
receptor) dan pada GPR30, yang ternyata bersifat agonis terhadap GRP30, dan
hasil akhirnya dapat menstimulasi timbulnya proliferasi.
METODE
Penelitian dilakukan secara kohor retrospektif, dilakukan di Poliklinik Bedah
Onkologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Penelitian
didasarkan pada data pasien dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir yaitu 20082010.

Jenis kegiatan riset ini berupa literature dan theoritical study. Sampel
penelitian dipilih secara consecutive sampling.
HASIL
Sebaran data berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan ER (-) pada 63,6%
sampel, PR (-) pada 64,8% sampel, dan C-ERB 2 (-) pada 61,3% sampel. Dari
sebaran data sampel berdasarkan status pemberian Tamoxifen didapatkan bahwa
61,4% sampel tidak mendapatkan terapi Tamoxifen. Dari sampel yang
mendapatkan terapi Tamoxifen, 25 dari 34 sampel (73,5%) mendapatkan terapi
hormonal ini kurang dari 2 tahun dan 26,5% sampel mendapatkan terapi lebih dari
2 tahun. Sebagian besar sampel (59,1%) memiliki compliance yang baik terhadap
pengobatan, dan secara keseluruhan sampel, ditemukan adanya metastasis pada
26,1% sampel. Dari sampel penelitian yang ditemukan timbulnya metastasis,
sebesar 69,6% sampel sudah terdapat metastasis jauh. Pada sampel yang
mendapat terapi Tamoxifen kurang dari 2 tahun, terlihat sebesar 84% sampel tidak
didapatkan timbulnya metastasis, sedangkan pada sampel yang mendapat terapi
Tamoxifen lebih dari 2 tahun, sebesar 77,7% sampel didapatkan timbulnya
metastasis.
KESIMPULAN
Terdapat kecenderungan yang kuat bahwa Tamoxifen, suatu antagonis ER yang
parsial, berperan sebagai agonis pada GPR30, dan mengemukakan suatu
penemuan baru bahwa sebenarnya terapi anti-estrogen konvensional selama ini,
dapat bersifat stimulasi daripada inhibisi perkembangan dari tumor yang resisten
terhadap Tamoxifen.
Kata Kunci: overexpression, GPR30, proliferasi, Tamoxifen, resistensi


BACKGROUNDS
In Indonesia, breast cancer has become number one in the incidence of highest
number or cancers which is suffered by women, and hormonal therapy has still
been one of the choice, included in advanced cases. GPR30, a novel protein, has
been discovered, also binds estrogen, and the end result of this cascade is cell
proliferation and growth, cell survival (anti-apoptosis), and migration or even
metastases. The effect of Tamoxifen is also found different in ER (estrogen
receptor) and GPR30, which is an agonist for GPR30, and resulting proliferation
of cells.
METHODS
The research had been done in cohort retrospective, at Oncology Surgery
Outpatient Clinic Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. The research was based
from patients data in 2008 until 2010. This is a literature and theoritical study. The
samples were selected based from consecutive sampling.
RESULTS
The descriptive data finds ER (-) in 63,6% samples, PR (-) in 64,8% samples, and
C-ERB 2 (-) in 61,3% samples. It is also found that 61,4% samples did not get
Tamoxifen hormonal therapy. From the samples who got Tamoxifen hormonal
therapy, 25 from 34 samples (73,5%) got this hormonal therapy for less than two
years, and 26,5% samples got for more than two years. Most of the samples
(59,1%) have good compliance in taking the medicines, and based from all
samples, metastases were found in 26,1% samples, and from these samples,
69,6% samples has got distant metatases. Based on the samples who got
Tamoxifen hormonal therapy for less than two years, 84% samples did not have
metastases, whereas in samples who got it for more than two years, metastases
were found in 77,7% samples.
CONCLUSION
There is a strong preference that Tamoxifen, a partial ER antagonist, acts as
agonist in GPR30, and reveals a novel discovery that our conventional antiestrogen

therapy which has been used all these times, may act in stimulation
rather than inhibition the tumor growth which is resistant in Tamoxifen.
Keywords: overexpression, GPR30, proliferation, Tamoxifen, resistancy

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Shiera Septrisya - Nama Orang
Erwin Danil Yulian - Nama Orang

No. Panggil
T 15 017 FK
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah.,
Deskripsi Fisik
x, 30 hlm, 21 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T15017FKT15017FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Respon Terapi Hormonal dan Timbulnya Mekanisme Resistensi terhadap Pemberian Tamoxifen pada Pasien Kanker Payudara = Hormonal Therapy Response and the Resistancy Mechanism of  Tamoxifen Therapy in Breast Cancer Patients

Related Collection