Skripsi

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dan Kecukupan Vitamin d pada Anak Usia Sekolah dan Faktor yang Memengaruhinya = Relationship Between Physical Activity Level and Vitamin D Adequancy in School-Age Children and Its Influencing Factors.

Secara global, banyak anak yang memiliki aktivitas fisik dan vitamin D rendah. Di Indonesia prevalensi anak dengan defisiensi vitamin D tinggi padahal Indonesia adalah negara tropis. Aktivitas fisik dapat meningkatkan vitamin D secara langsung maupun tidak langsung. Studi menemukan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan vitamin D, tetapi penelitian hanya berfokus pada orang dewasa dan belum ada kajian lebih dalam pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan studi potong lintang. Penelitian ini menggunakan data subsampel dari penelitian SEANUTS 2.0 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 76 anak. Tingkat aktivitas fisik dinilai menggunakan PAQ-C, sedangkan kecukupan vitamin D diukur menggunakan sampel darah. Sebanyak 52,6% anak memiliki vitamin D yang cukup, sedangkan sebanyak 47,4% tidak cukup. Aktivitas fisik responden sebesar 76,3% memenuhi rekomendasi, sedangkan sebesar 23,7% anak tidak memenuhi rekomendasi. Uji Chi Square menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik (p=0,032), jenis kelamin (p=0,005), usia (p=0,012), dan IMT (p=0,024) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kecukupan vitamin D, sedangkan pendidikan ayah dan ibu (p=1,00), penghasilan orang tua (p=0,718), konsumsi susu (p=0,242), serta asupan vitamin D (p=0,601) tidak memiliki hubungan dengan kecukupan vitamin D. Berdasarkan regresi ordinal dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas fisik (p=0,044), jenis kelamin (p=0,003), usia (p=0,041), dan indeks massa tubuh (p=0,015) berpengaruh terhadap kecukupan vitamin D. Tingkat aktivitas fisik berhubungan dengan kecukupan vitamin D pada anak usia sekolah di Pulau Jawa. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai faktor lain yang berhubungan dengan vitamin D pada anak usia sekolah.
Kata kunci: Anak usia sekolah, aktivitas fisik, kembang, tumbuh, vitamin D


Globally, many children have low physical activity and vitamin D. In Indonesia, the prevalence of children with vitamin D deficiency is high even though Indonesia is a tropical country. Physical activity can increase vitamin D directly or indirectly. Studies found that there is an association between physical activity and vitamin D, but studies have only focused on adults and there has been no deeper study in school-age children. This study used secondary data from the SEANUTS 2.0 study with a cross-sectional study. This study used subsample data from the SEANUTS 2.0 study with a total study sample of 76 children. Physical activity level was assessed using PAQ-C, while vitamin D adequacy was measured using blood samples. A total of 52.6% of children had sufficient vitamin D, while 47.4% were insufficient. Physical activity of 76.3% of respondents met the recommendations, while 23.7% of children did not meet the recommendations. Chi Square test showed that the level of physical activity (p=0.032), gender (p=0.005), age (p=0.012), and BMI (p=0.024) had a significant relationship with vitamin D adequacy, while father and mother education (p=1.00), parental income (p=0.718), milk consumption (p=0.242), and vitamin D intake (p=0.601) had no relationship with vitamin D adequacy. Based on ordinal regression, it can be concluded that physical activity level (p=0.044), gender (p=0.003), age (p=0.041), and body mass index (p=0.015) affect vitamin D adequacy. Physical activity level is associated with vitamin D adequacy in school-aged children on Java Island. Further research is needed to assess other factors associated with vitamin D in school-age children.
Keywords: Development, growth, physical activity, school-age children, vitamin D